Pakar politik Hanta Yuda menyatakan bahwa Organisasi Masyarakat (Ormas), Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang didirikan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, bakal menjadi organisasi yang besar. Dan itulah yang memaksa Partai Demokrat bertindak tegas terhadap sejumlah tokoh partai itu yang bergabung dalam Ormas ini. Mereka dicopot dari sejumlah posisi strategis di tubuh partai.
Namun hal itu dibantah
oleh Demokrat. “Kami tidak khawatir PPI menjadi besar,” kata Wakil Ketua
Umum Nurhayati Ali Assegaf di Jakarta, Kamis 19 September 2013.
Demokrat, katanya, bahkan
tak mempersoalkan para kadernya yang bergabung dengan ormas Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pimpinan Ketua Dewan Pembina Gerindra
Prabowo Subianto. “Banyak kader Demokrat yang gabung ke HKTI malah
cenderung memilih Prabowo (sebagai calon presiden),” kata Nurhayati.
Namun masalahnya jadi lain bila ormas itu bentukan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. Nurhayati menilai Anas kerap menyindir dan memojokkan Demokrat, termasuk dalam acara deklarasi PPI Minggu kemarin yang dihadiri sejumlah kader Demokrat.
Salah satu contoh komentar Anas yang terkesan memojokkan Demokrat adalah menyebut para peserta konvensi calon presiden Demokrat hanya punya peluang tipis memenangkan Pemilihan Presiden 2014. “Kalau cuaca politik tidak berubah, menurut saya siapapun pemenang konvensi sulit menjadi pemenang pilpres. Berdasarkan survei sekarang, yang terdepan Pak Jokowi,” kata Anas ketika itu.
Direktur Eksekutif Political Tracking Institute Center for Democracy and Leadership Research Hanta Yuda mengatakan, semestinya Demokrat tidak perlu khawatir dengan PPI sepanjang bentuknya masih ormas. “Biarkan saja, pengaruhnya pada penurunan elektabilitas Demokrat tidak terlalu besar. Elektabilitas Demokrat lebih bergantung pada SBY, kinerja pemerintah, dan respons publik pada perhelatan konvensi,” kata dia kepada VIVAnews.
“Isu PPI tidak terlalu signifikan mengganggu Demokrat, dan tidak akan mendongkrak sentimen negatif publik kepada Demokrat. Biasa saja,” ujar Hanta Yuda.
Namun, kata Hanta, jika PPI berhasil menghimpun kekuatan di masa mendatang, maka mesin politik Demokrat bisa goyang karena Anas masih punya cukup banyak loyalis di tubuh Partai Demokrat. “Lewat PPI, loyalis Anas dikumpulkan kembali,” kata dia.
Namun masalahnya jadi lain bila ormas itu bentukan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. Nurhayati menilai Anas kerap menyindir dan memojokkan Demokrat, termasuk dalam acara deklarasi PPI Minggu kemarin yang dihadiri sejumlah kader Demokrat.
Salah satu contoh komentar Anas yang terkesan memojokkan Demokrat adalah menyebut para peserta konvensi calon presiden Demokrat hanya punya peluang tipis memenangkan Pemilihan Presiden 2014. “Kalau cuaca politik tidak berubah, menurut saya siapapun pemenang konvensi sulit menjadi pemenang pilpres. Berdasarkan survei sekarang, yang terdepan Pak Jokowi,” kata Anas ketika itu.
Direktur Eksekutif Political Tracking Institute Center for Democracy and Leadership Research Hanta Yuda mengatakan, semestinya Demokrat tidak perlu khawatir dengan PPI sepanjang bentuknya masih ormas. “Biarkan saja, pengaruhnya pada penurunan elektabilitas Demokrat tidak terlalu besar. Elektabilitas Demokrat lebih bergantung pada SBY, kinerja pemerintah, dan respons publik pada perhelatan konvensi,” kata dia kepada VIVAnews.
“Isu PPI tidak terlalu signifikan mengganggu Demokrat, dan tidak akan mendongkrak sentimen negatif publik kepada Demokrat. Biasa saja,” ujar Hanta Yuda.
Namun, kata Hanta, jika PPI berhasil menghimpun kekuatan di masa mendatang, maka mesin politik Demokrat bisa goyang karena Anas masih punya cukup banyak loyalis di tubuh Partai Demokrat. “Lewat PPI, loyalis Anas dikumpulkan kembali,” kata dia.
sumber : VIVAnews