Lima pemuda Muslim Amerika ditahan kepolisian Pakistan setelah melakukan pertemuan dengan perwakilan jaringan Al Qaeda dan hendak direkrut untuk mengikuti pelatihan. Para pejabat Amerika di Pakistan mengunjungi pemuda tersebut setelah akhir bulan lalu mereka dikabarkan hilang dan dicari keluarganya.
Kelima pemuda itu adalah Ramy Zamzam, mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Howard, Tahir alias Gujjar, Eman Yasir, Waqar Hasan, dan Khalid Farooq Umer Farooq. Mereka ditangkap Rabu di sebuah rumah di Sargodha.
Kepala polisi daerah di Pakistan, Javed Islam mengatakan, kelima pemuda itu ingin bergabung dengan kelompok militan di salah satu wilayah suku negara sebelum nantinya menyeberang ke Afganista. Para pemuda itu telah bertemu organisasi militer yang dilarang, Jaish e Mohammed di Hyderabad, dan Jamat ud Dawa di Lahore.
Kepala polisi Sargodha, Usman Anwar kepada The Associated Press mengatakan, kelima pemuda ini memiliki hubungan langsung dengan jaringan teroris Al Qaeda. "Mereka dengan bangga mengatakan bahwa mereka di sini untuk jihad atau perang suci," kata Anwar.
Menteri komunikasi SM Imran Gardezi saat bicara di Kedutaan Besar Pakistan di Washington mengatakan, para pemuda itu diketahui menggunakan situs jaringan sosial Facebook dan video YouTube untuk berhubungan dengan kelompok ekstremis di Pakistan. "Mereka sedang mencoba menghubungkan ke beberapa kelompok, tetapi tidak ada bukti untuk saat ini bahwa ada rencana yang pasti," kata Gardezi.
Polisi menangkap kelompok di sebuah rumah milik paman dari salah satu laki-laki. Gardezi mengatakan pria yang menampung kelima pemuda itu, juga memiliki masa lalu yang berhubungan dengan kelompok ekstremis. Gardezi mengatakan, pria tersebut diserahkan kepada FBI karena akan diproses dengan hukum Pakistan.
Presiden Barack Obama menolak berbicara secara khusus tentang kasus ini. Ia mengatakan, penyebaran ideologi seperti ini bisa dilakukan melalui internet. "Namun kami memiliki akses kepada lima tahanan itu," kata Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton kepada wartawan.
Seorang pemimpin Muslim Virginia mengatakan kelima orang itu tampaknya tidak menjadi militan sebelum mereka meninggalkan AS. "Dari semua wawancara kami, tidak ada tanda-tanda lahiriah mereka radikal," kata Imam Johari Abdul-Malik.
Juru bicara FBI, Katherine Schweit mengatakan pihaknya akan membantu menemukan mereka. "Kami bekerja sama dengan pihak berwenang Pakistan untuk menentukan identitas mereka dan bisnis mereka di sana jika memang ini adalah mahasiswa yang telah hilang," kata Katherine.
Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas Howard, Samirah Ali mengatakan, FBI telah menghubunginya minggu lalu untuk menanyakan soal Zamzam. Ia mengatakan yang bersangkutan telah hilang selama seminggu. Ali mengaku mengenal Zamzam selama tiga tahun, namun ia tidak pernah menduga akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan radikal.
"Dia pria yang sangat baik, sangat ramah, sangat ramah," kata Ali. Menurut adiknya, Zamzam seorang yang baik dan memiliki IPK, 4,0.