Home » , » KB Dinilai Gagal, Kesehatan Ibu di Indonesia Kembali ke Era 1997

KB Dinilai Gagal, Kesehatan Ibu di Indonesia Kembali ke Era 1997

Jakarta, Menurut SDKI 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) melonjak cukup signifikan dibandingkan tahun 2007 dan bahkan lebih buruk dibandingkan era 1997. Kegagalan program kependudukan dan keluarga berencana dituding sebagai pemicu.

Perkumpulan Prakarsa menuding, peningkatan AKI dalam Survei Demografi dan Kependudukan (SDKI) 2012 menjadi 359/1.000 kelahiran, dari 228/1.000 kelahiran pada tahun 2007, disebabkan oleh kegagalan pemerintah dalam mendesain program kependudukan dan keluarga berencana (KKB).

Meski beberapa pihak menuding perbedaan metodologi survei sebagai penyebab tingginya AKI pada SDKI 2012, Prakarsa menilai kemunduran ini sudah bisa diprediksi dari pencapaian program kependudukan dan keluarga berencana (KKB).

Sensus penduduk 2010 sudah menunjukkan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi yakni 1,49 persen. Kondisi ini didorong dengan tingginya total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran total perempuan usia produktif sebesar 2,7, naik dari 2,6 di tahun 2002.

Fertilitas remaja atau angka kelahiran di usia 15-19 tahun juga masih tinggi, sebesar 48 kelahiran per 1.000 remaja. Peningkatan tertinggi berada di perkotaan yaitu naik 23 persen dibandingkan tahun 2007. Padahal, biasanya nikah muda lebih dikaitkan dengan tradisi di daerah-daerah pedesaan.

"Dengan kondisi ini, target MDGs (Millenium Development Goals) mustahil untuk dikejar. Kami bisa bilang, Indonesia gagal mencapai target MDGs, khususnya soal AKI," kata Wiko Saputra, peneliti kebijakan ekonomi dan publik Perkumpulan Prakarsa, dalam temu media di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2013).

Target MDGs untuk AKI yang harus dicapai oleh Indonesia pada tahun 2015 adalah 102/1.000 kelahiran. Dengan kondisi AKI yang melonjak seperti sekarang ini, tidak berlebihan bila Wiko menganggap target tersebut mustahil terpenuhi tepat waktu.

Peningkatan AKI pada SDKI 2012 membawa Indonesia ke era 1997, ketika AKI masih mencapai 334/1.000 kelahiran. Dengan AKI 359/1.000 kelahiran pada 2012, Indonesia bahkan sudah tertinggal dari Timor Leste yang memiliki AKI hanya 300/1.000 kelahiran.

Mengingat AKI adalah salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan sektor kesehatan, Wiko mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan cepat untuk memperbaikinya. Ia pun menyampaikan 3 rekomendasi untuk dilakukan pemerintah:

1. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi sebesar 3 persen dari total anggaran sektor kesehatan dalam APBN 2014.
2. Revitalisasi program KKB di Indonesia
3. Pemerintah pusat perlu mendorong setiap pemerintah daerah untuk membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan AKI.
















sumber : health.detik.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Kecipung | Andhicka Sparda
Copyright © 2011. Kecipung - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kecipung
Proudly powered by Blogger